Faidah Kajian: “Dakwah Nabi di Kota Thaif”

Bersama Ustadz Dr. Firanda Andirja Hafidzahullah

Dakwah Nabi di Kota Thaif

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam keluar menuju Thaif di saat beliau dan kaum Muslimin menerima gangguan yang semakin parah dari orang-orang kafir Quraisy di kota Makkah. Peristiwa tersebut bertepatan dengan dibatalkannya Shahifah (lembaran yang berisi pemboikotan terhadap keluarga Bani Hasyim.) yang sudah berlangsung selama 3 tahun. Peristiwa itu juga bertepatan dengan ‘Amul Husni atau tahun kesedihan, yakni wafatnya Abu Thalib, sang paman dan Khadijah, istri Nabi tercinta.

Kedua orang yang dicintai Nabi tersebut wafat dengan jarak yang berdekatan, yaitu hanya selama 3 hari. Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam mendapatkan ujian yang semakin berat ketika orang-orang di Makkah berani untuk berbuat buruk kepada beliau. Karenanya, Nabi pergi ke kota Thaif agar dapat meminta perlindungan dan perlawanan pada kaum kafir Quraisy, serta membela Nabi.

Terdapat khilaf di kalangan para ulama mengenai berapa jarak antara wafatnya Khadijah Radhiyallahu’anha dengan Abu Thalib, ada yang mengatakan:

  • 35 hari jaraknya,
  • Hanya dalam 1 tahun tidak dijelaskan berapa hari
  • dan pendapat Ibnu Katsir berpendapat jaraknya hanya 3 hari

Para ulama sejarah bersepakat bahwasanya keduanya wafat di tahun yang sama di tahun ke-10 kenabian disebut juga sebagai ‘Ammul Huzni, artinya “tahun kesedihan”

Urwan bin Zubair seorang tabiin keponakannya Aisyah Radhiyallahu’anha.

Tahun kesedihan (penamaan ini disebutkan oleh ahli sirah) dikarenakan ketika berdakwah diluar ada yg pasang badan (membela) yaitu Abu Thalib dan ketika beliau di rumah ada pelipur lara yaitu Khadijah Radhiyallahu’anha.

Hendaklah seorang istri menjadi pelipur lara bagi suaminya ketika didalam rumah, layaknya Khadijah Radhiyallahu’anha dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam Rasulullah ketika turun dari gua hira ketakutan dan sedih lalu Khadijah tenangkan, sungguh aku khawatir keburukan menimpa diriku, maka Khadijah menenangkan Rasulullah ‘sekali kali tidak, sungguh Allah tidak akan menghinakan engkau selamanya’

Ketika Abu Thalib meninggal dunia, maka orang² mulai berani menyakiti fisik Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.

Thaif sebuah kota yang besar dalam surat az zukhruf ayat 31,

{ وَقَالُوا۟ لَوۡلَا نُزِّلَ هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ عَلَىٰ رَجُلࣲ مِّنَ ٱلۡقَرۡیَتَیۡنِ عَظِیمٍ }
“Dan mereka (juga) berkata, “Mengapa Al-Qur`ān ini tidak diturunkan kepada orang agung (kaya dan berpengaruh) dari salah satu di antara dua negeri ini (Mekkah dan Ta’if)?”

✏ maksud mereka Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqafi,
2 kota ini kota yang terkenal (Makkah dan Thaif) dan di Thaif banyak perdagangan dan pasar pasar terkenal, di Quraisy ada berhala hubbal adapun di Thaif ada berhala lata

Rasulullah ketika berdakwah berjalan menuju thaif dengan berjalan kaki

“Ketika wafat abu thalib, maka Rasulullah berjalan kaki menuju Thaif, dan beliau mendakwahi kaumnya namun mereka tidak menerima dakwahnya.” (Al Maqdisi & Ath Thabrani)

Dalam riwayat lain Rasulullah berjalan bersama Zaid bin Haritsah adalah budak Nabi yang dihadiahkan oleh Khadijah dan Nabi merdekakan dan mengangkat zaid menjadi anak angkatnya Nabi sebelum aturan anak angkat dibatalkan

Rasulullah 90 KM berdakwah dengan jalan kaki menuju ke Thaif

Sebagian ulama mengatakan, Rasulullah tidak ingin menarik perhatian dengan berkendara, oleh karenanya beliau berjalan kaki.

Rasulullah mendakwahi beberapa orang ketika sampai di Thaif (tokoh² pembesar) : Abdu yalail bin Abdil kulal, Mas’ud dan Habib

Metode dakwah Nabi, Rasulullah mendakwahkan pembesar²nya thaif, dengan harapan ketika pembesar² tersebut masuk islam maka anak buahnya akan ikut. Tetapi ide Nabi untuk mendakwahi pembesar² itu sering Nabi lakukan, oleh karenanya Rasulullah kirim surat kepada raja persia, raja quraisy, raja mesir dan juga raja heraclius. Namun juga dengan tidak mengabaikan dakwah kepada yang lain.

Aisyah Radhiyallahu’anha berkata kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, wahai Rasulullah apakah telah datang peristiwa yang menimpamu lebih parah daripada peristiwa perang Uhud?, maka Rasulullah menjawab, ‘Aku telah mendapati gangguan dari kaummu yaitu kaum Quraisy dan yang lebih parah daripada yang aku dapatkan dari mereka adalah hari aqabah (tempat di mina) (HR. Bukhari)

Peristiwa perang uhud, Rasulullah terluka sampai berdarah keluar darah dari pipinya, gigi serinya patah, helm besinya terhantam dan masuk ke pipinya Nabi, dan masuk jatuh kedalam lubang.

gangguan mental lebih parah daripada gangguan fisik

Muth’im bin ‘Adiy memiliki 2 jasa :

  1. Termasuk 5 orang yang Membatalkan perjanjian shahifah salah satunya Muth’im bin Adiy
  2. Memberi perlindungan kepada nabi muhammad ketika hendak memasuki kota Makkah

Kisah Islamnya Thufail bin Amr Ad Dausi

Ketika dia masuk kota mekkah, orang² mekah datang mendekati dia “jangan dekati muhammad karena ia penyihir, sekali kau dengar kau akan tersihir’, sampai aku bertekad tidak mau mendengar satu perkataan pun dari muhammad, dan aku ambil kain lalu ku masukkan kain kedalam telingaku, tapi Allah mentakdirkan hidayah, suatu hari ia pergi ke masjidil haram. Rasulullah sedang shalat di ka’bah dan Aku mendengar sebagian bacaan quran beliau, lalu aku berkata perkataan nabi muhammad ini indah, saya ini penyair yg hebat dan handal, apa yang menghalangiku untuk mendengar ucapan orang ini (Muhammad)?, kalo baik makna perkataan ini saya terima, kalo buruk saya tolak, kemudian dia dekat dengan nabi ternyata indah dan kemudian datang kepada Nabi akhirnya ia masuk islam, lalu ia pulang ke Yaman dan berdakwah ke Yaman, dan orang² yaman menolak dakwahnya (Kisah Islamnya datang dalam riwayat mursal)


Rabu Malam, 16 Oktober 2024
✍ Nailul Authar
Masjid Abdurrahman bin Auf

Artikel Serupa