Bersama Dr. Firanda Andirja Hafidzahullah Ta’ala
Perjalanan Isra’ & Mi’raj
Isra’ : perjalanan di malam hari
Mi’raj : alat untuk naik ke atas
Maksdnya, perjalanan Nabi naik dari Masjidil Aqsha ke langit (sidratul muntaha) dan kejadian ini di malam hari.
Masjidil Haram > Masjidil Aqsha > Sidratul Muntaha
Isra’ Allah sebutkan dalam Al Qur’an :
{ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ }
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnyaagar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” [Surat Al-Isra’: 1]
Mi’raj datang dalam Al Qur’an namun tidak sharih,
{ وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ }
“Sungguh, Nabi telah melihat jibril dalam kesempatan yang lain (dalam bentuk aslinya), ketika nabi sedang di sidratil muntaha.” [Surat An-Najm: 13-14]
Hadits² tentang isra mi’raj hadits yg mutawatir (puluhan sahabat yang meriwayatkan haditsnya)
Dalam Shahih Muslim, Dari Anas bin Malik,
“Aku didatangi dengan al buroq, buroq adalah seekor hewan yang putih yang lebih tinggi daripada khimar (keledai) dan lebih rendah dari baghal (persilangan antara khimar dengan kuda), kalo dia sudah melangkah, maka langkah kakinya dia letakkan kakinya sejauh mata memandang, maka Aku pun menaiki buroq sampai Aku tiba di Baitul Maqdis, maka Aku mengikat buroq ditempat para nabi mengikat hewan mereka kalo mereka kesitu, lalu Aku masuk ke masjidil aqsha kemudian Aku shalat 2 rakaat lantas Aku keluar.
Kemudian Jibril mendatangkan Aku dengan sebuah bejana isinya khamr dan sebuah bejana isinya susu, maka Aku pilih bejana yang isinya susu, maka Jibril berkata ‘sungguh engkau (wahai Rasulullah) telah memilih fitrah’, kemudian Kami di bawa Jibril ke langit, maka Jibril minta izin dibukakan pintu langit, maka penjaga langit berkata ‘siapa engkau?’, lalu Jibril berkata ‘Aku Jibril’, ‘lalu siapa yang bersamamu?’, lalu Jibril berkata ‘Muhammad bersamaku’, dikatakan padanya, ‘apakah dia sudah diutus?’, lalu Jibril berkata ‘Dia telah diutus’, maka dibukakan pintu pertama yaitu langit dunia, tiba² Aku bertemu dengan Adam, maka Dia mengucapkan selamat datang kepadaku dan Dia berdoa untukku (dalam riwayat lain ‘selamat datang kepada putera Shaleh’),
Kemudian Kami pun naik ke langit kedua, setiap naik ke langit berikutnya Jibril minta dibukakan, maka dikatakan ‘siapa engkau?’, maka Jibril menjawab ‘Aku Jibril’, ‘siapa yang bersamamu?’, ditanyakan kembali ‘apakah ia telah diutus?’, maka Jibril menjawab ‘Dia telah diutus’, maka dibukakan bagi Kami, tiba² Aku bertemu dua orang Nabi saling sepupuan yaitu Nabi Zakariya dan Nabi Isa’, mereka berdua menyambutku, kemudian mereka berdua mendoakan Aku kebaikan, lalu Aku dinaikkan kepada langit ketiga, Jibril meminta dibukakan maka ditanyakan ‘siapa engkau?’, lalu Jibril menjawab ‘Aku Jibril’, ‘siapa yang bersamamu?’, maka Jibril menjawab ‘Muhammad’, maka ditanyakan ‘apakah Dia telah diutus?’, lalu Jibril menjawab ‘Dia telah diutus’, maka dibukakan bahi Kami pintu ketiga, tiba-tiba Aku bertemu Nabi Yusuf, ternyata Dia telah diberi setengah keindahan (ketampanan), maka Nabi Yusuf pun menyambutku ‘selamat datang saudaraku’ dan Dia mendoakan kebaikan bagiku, kemudian dinaikkan ke langit ke empat, Jibril memintakan dibukakan pintu langit, ditanyakan setiap malaikat tanya penjaga pintu langit ke empat ‘siapa engkau?’.
Jibril berkata ‘Aku Jibril’, dikatakan kepadanya ‘siapa yang bersamamu?’, Jibril menjawab ‘Muhammad’, ‘apakah telah diutus?’ Maka Jibril menjawab, ‘Dia telah diutus’, maka dibukakanlah pintu langit ke empat, tiba-tiba ada Idris, maka Idris pun mengucapkan ‘selamat datang saudaraku’, kemudian dia mendoakan kebaikan bagiku, Allah berfirman ورفعنه مكانا عليا (dan Kami angkat dia di tempat yang tinggi) tafsirannya adalah “diangkat ke langit ke empat”, kemudian kami dinaikkan ke langit yang ke lima, lalu Jibril minta dibukakan pintu langit ke lima, maka penjaga pintu langit ke lima berkata ‘siapa engkau?’, lalu Jibril berkata ‘Aku Jibril’, dikatakan lagi padanya ‘siapa yang bersamamu?’, kemudian Jibril menjawab ‘Muhammad’, lalu penjaga langit berkata ‘apakah sudah diutus?’, dan Jibril menjawab ‘Dia telah diutus’, maka dibukakan pintu langit ke lima kepada Kami, tiba-tiba saya bersama Nabi Harun Alaihissalam dan Diapun mentarhibku (mengucapkan selamat datang kepadaku) dan mendoakan kebaikan bagiku.
Kemudian Kami naik ke langit ke enam, maka Jibril minta dibukakan pintu langit yang ke enam, maka ditanyakan ‘siapa engkau?’, lalu Jibril menjawab ‘Aku Jibril’, dan dikatakan kepadanya ‘siapa yang bersamamu?’, maka Jibril menjawab ‘Muhammad’, lalu ditanyakan ‘apakah Dia telah diutus?’, maka Jibril menjawab ‘Dia telah diutus’, kemudian dibukakan kepada kami pintu langit ke enam, tiba² saya bertemu Nabi Musa, maka Dia pun mentarhibku dan mendoakan kebaikan bagiku, kemudian kami naik ke langit ke tujuh, maka Jibril minta dibukakan pintu langit yang ke tujuh, maka ditanyakan ‘siapa engkau?’, lalu Jibril menjawab ‘Aku Jibril’, dan dikatakan kepadanya ‘siapa yang bersamamu?’, maka Jibril menjawab ‘Muhammad’, lalu ditanyakan ‘apakah Dia telah diutus?’, maka Jibril menjawab ‘Dia telah diutus’, kemudian dibukakan kepada kami pintu langit ke tujuh, ternyata saya bersama Nabi Ibrahim Alaihissalam, Dia sedang menyandarkan pundaknya di baitul ma’mur (seperti ka’bah dilangit tempat para malaikat beribadah ada yg mengatakan demikian), dan setiap hari ada 70.000 malaikat yang masuk ke Baitul Ma’mur untuk beribadah, jika sudah keluar tidak akan balik lagi
Kemudian Aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha, tiba-tiba terlihat daun²nya seperti telinga gajah, buah²nya seperti bejana air yang ada di hajar, ketika ada perkara Allah yang meliputi Sidratul Muntaha maka berubahlah Sidratul Muntaha, maka tidak seorangpun yang mampu mensifatkan indahnya Sidratul Muntaha, ketika Allah berikan hiasan kepada Sidratul Muntaha, maka Allah wahyukan kepadaku apa yang Allah wahyukan, Allah wajibkan bagiku shalat 50 waktu setiap hari semalam, Aku pun turun ke Nabi Musa (langit ke enam), maka Musa berkata, ‘apa yang diwajibkan Rabbmu kepada ummatmu?’, lalu Nabi Muhammad menjawab ’50 shalat dalam sehari semalam’, maka Musa berkata ‘kembalilah ke Rabbmu dan mintalah keringanan, ummatmu tidak akan mampu 50 waktu sehari semalam, dan sungguh Aku telah menguji Bani Israil dan Aku tahu bagaimana mereka, mereka tidak mampu, Akupun kembali kepada Rabbku ‘Ya Rabbku, berilah keringan untuk ummatku’, Allah turunkan 5 waktu, Aku pun kembali kepada Musa, ‘wahai Musa sudah Rabbku turunkan 5’, lalu Musa menjawab ‘ummatmu tidak akan mampu, kembalilah kepada Rabbmu minta keringanan’, lalu Nabi berkata ‘maka Aku bolak balik antara Rabbku dengan Musa’, sampai Allah berkata ‘wahai Muhammad, sesungguhnya Aku telah menetapkan 5 waktu sehari semalam, setiap shalat 10 kali lipat pahalanya, oleh karenanya 5 waktu seperti 50 waktu, siapa yang berniat melakukan kebaikan namun ia tidak mengamalkannya, maka bagi dia kebaikan, jika dia mengerjakannya maka 10 kebaikan.
Dan siapa yang berniat untuk melakukan keburukan namun ia tidak melakukannya, maka tidak dicatat apa apa, namun jika ia amalkan keburukan tersebut maka dicatat baginya satu keburukan’. Akupun turun sampai Aku bertemu Musa, Aku kabarkan kepada Musa, lalu Musa berkata ‘kembalilah kepada Rabbmu minta keringanan’, lalu Muhammad berkata, ‘Aku telah bolak balik ke Rabbku sampai Aku malu.’
Ibu Nabi Isa dan yahya dua wanita yang saling bersaudara (sepupuan)
Disebutkan sebagian para Nabi juga menaiki buroq, seperti nabi Ibrahim ketika menjemput nabi Ismail menaiki buroq
Perselisihan para ulama Apakah Nabi melihat Allah atau tidak ?
- Sahabat Ibnu Mas’ud mengingkari, siapa yang mengatakan Muhammad meilhat Rabbnya maka ia telah berdusta
- Ibnu Abbas memiliki 2 pendapat : Nabi Melihat Allah dengan matanya, dan dalam riwayat lain Nabi melihat Allah dengan penglihatan hati.
Hakim dalah masalah ini adalah Hadits Abu Dzar, Wahai Rasulullah, apakah engkau melihat Rabbmu ? Rasulullah menjawab, ‘ada cahaya, lalu bagaimana Aku bisa melihat?’
Yg benar di Sidratul Muntaha adalah Rasulullah melihat Jibril Alaihissalam, dan bukan melihat Allah.
Nabi melihat jibril 2 kali :
- Ketika setelah turun dari gua hira, kemudian nabi naik lagi dikesempatan yang lain, kemudian Jibril menggantung dilangit diatas kursi lalu membuka sayapnya, dan jumlahnya ada 600 sayap, ketika sayap dibuka menutup cakrawala
- Ketika isra mi’raj (Sidratul Muntaha)
Selain itu Nabi tidak pernah melihat bentuk asli Jibril, Jibril menjelma sepeti jadi arab baduy, hewan, manusia.
Dalam Hadits Riwayat Muslim, “Ketahuilah kalian tidak akan bisa melihat Rabb kalian sampai kalian meninggal dunia.”
Apakah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam ber-isra mi’raj dengan jasadnya atau dengan ruhnya saja?
Yang benar bahwasanya Rasulullah ketika isra mi’raj adalah dengan jasadnya berdasarkan dzahir dari firman Allah,
سبحان الذي أسرى بعبده ليلا
“maha suci Allah telah menjalankan hambanya dimalam hari”, dan kalimat عبده mencakup jasad dan ruh.
Karena jika ruh yang diperjalankan maka orang Quraisy tidak akan mendustakan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, tetapi yang menjadikan mukjizat bagi Nabi adalah ketika beliau ber-isra mi’raj dengan ruh dan jasad.
Adapun Rasulullah ber isra mi’raj dengan ruh saja maka ini pendapat yang tidak benar (Diriwayatkan dari Aisyah dan Muawiyah sanadnya tidak shahih)
Adapun Rasulullah ber isra mi’raj dalam kondisi tidur ini pendapat jahmiyah, jahmiyah menolak konten isra mi’raj dan mereka menolak Allah diatas, menolak nabi berbicara dengan Allah.
Nabi sampai di Baitul Maqdis mengimami para Nabi, dan syariat yang diikuti para Nabi adalah Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, oleh karenanya, Nabi Isa ketika turun akhir zaman akan mengikuti syariat Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, ketika Nabi Isa turun kemudian ada imam dari kaum mukminin, ketika itu mau shalat subuh maka majulah Imam Mahdi menjadi imam, ketika itu dikatakn kepada Nabi Isa ‘silahkan engkau jadi imam’, maka Isa menjawab ‘tidak’ lalu Nabi Isa bermakmun kepada ummat nabi Muhammad.
“Jika Musa masih hidup, maka ia pasti akan hidup mengikuti (syariat) Aku (Muhammad).”
Ini menunjukkan syariat Nabi Muhammad kekal hingga hari kiamat.
Berapa jauh Nabi menempuh perjalanan ?
Langit ada 7 lapis, setiap lapis tebalnya kurang lebih 500 tahun perjalanan, antara langit dengan langit ada khilaf para ulama apakah langit saling nempel ataukah ada jarak ; – sebagian pendapat ulama mengatakan antara langit dengan langit ada jarak.- sebagian lagi mengatakan langit saling nempel
Ketika Nabi naik, Nabi bertemu dengan para Nabi, di langit pertama Nabi bertemu dengan Nabi Adam عليه السلام, di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya عليهما السلام, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf عليه السلام, lalu nabi naik sampai bertemu Allah tanpa perantara.
Ketika Allah wajibkan shalat 50 waktu, lalu Nabi turun ke langit ke enam, maka Nabi Muhammad berkata, Aku senantiasa bolak balik antara Rabbku dengan Nabi Musa, dan antara Aku (Nabi Musa) dengan Allah
Hadits isra mi’raj diingkari jahmiyah, dan mereka mengatakan ini hadits mimpi
Kalimullah (yang berbicara dengan Allah secara langsung) ada 3 Nabi : Nabi Musa, Nabi Muhammad ketika isra mi’raj, Nabi Adam ketika di ciptakan
Allah menjuluki Khalilurrahman (kekasih Allah) ada 2 Nabi : Nabi Ibrahim & Nabi Muhammad
Isra mi’raj kapan terjadi?
Maka tidak ada dalil yang menunjukkan kapan tahunnya, bulannya ataupun harinya, terkait tahunnya pun diperselisihkan ada yang mengatakan 3 tahun sebelum hijrah, dan ada yang mengatakan 1 tahun sebelum hijrah, namun Para ulama sepakat bahwasanya Isra Mi’raj sebelum hijrah dan setelah Nabi diangkat menjadi seorang Nabi. Dan banyak para ahli sejarah mengatakan isra mi’raj terjadi setelah ‘ammul huzn (tahun kesedihan), setelah 3 tahun Nabi diboikot di syi’ib Abi Thalib, dan setelah nabi di boikot (dari tahun ke 7 – 10 kenabian), setelah keluar dari pemboikatan dalam kondisi susah Khadijah meninggal dunia & Abu Thalib meninggal dunia. Setelah bertumpuk² berbagai macam kesedihan, Allah ingin menghibur Nabi dan Allah angkat Nabi dengan mi’raj-Nya.
Malam terbaik bagi Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam adalah ketika Mi’raj, karena disitulah berbicara langsung dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan disitulah Nabi mencapai tempat tertinggi sampai Nabi mendengar bunyi tulisan yaitu tulisan para malaikat sedang mencatat takdir masa depan. Disitulah Nabi diberikan syariat yang langsung kepada Nabi (berbeda syariat nabi yang lain) yaitu shalat 5 waktu.
mentakhsis (mengkhususkan) waktu tertentu menjadi perayaan itu butuh dalil, dan ummau muslim punya ied hanya 2 : iedul adha dan iedul fithri
bahwasanya Ibadah yang sangat dicintai Allah adalah ibadah shalat, makanya Allah suruh 50 waktu sehari semalam, makanya pahalanya sangat agung dan besar, “tidaklah engkau sujud sekali kecuali Allah angkat derajatmu dan Allah hilangkan dosamu” واسجد واقترب “dan sujudlah dan dekatlah”. Ibadah yang paling banyak variasinya adalah ibadah shalat, seperti shalat dhuha, tahajjud, shala t sunnah, shalat mutlaq dll. Ini juga menunjukkan mudahnya berconecting dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah ketika ada masalah genting, maka beliau melaksanakan shalat.
واستعينوا بالصبر والصلوة
“Dan jadikanlah sabar dan shalat (sebagai penolong)”
Nabi mengatakan, وجعلت قرة عين في الصلاة
“Allah menjadikan kebahagiaanku pada shalat.”
Jangan jadikan beban shalat yang ingin dia buang, namun jadikan shalat sebagai pelipur laranya, penghibur hatinya, nyaman dalam shalatnya serta menikmati shalatnya dan ini termasuk anugerah dari Allah Ta’ala.
Rabu Malam, 13 November 2024
✍️ Nailul Authar
Masjid Abdurrahman bin Auf