Bersama Ustadz Muhammad Romelan, Lc., M.Ag. Hafidzahullah
“Terjerumus Kembali Dalam Maksiat”
Seorang hamba yang sudah bertaubat, dan bahkan sudah lama meninggalkan maksiat, maka yang demikian tidak ada kata aman kecuali seorang sudah berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah berfirman dalam surat Al Mulk ayat 2 :
{ ٱلَّذِی خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَیَوٰةَ لِیَبۡلُوَكُمۡ أَیُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلࣰاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡغَفُورُ }
“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapakah diantara kalian yang paling bagus amalnya.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian duduk duduk di pinggir jalan”. Para sahabat bertanya: “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan, karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda: “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu, maka berikanlah hak jalan”. Mereka (para sahabat) bertanya: “Apa hak jalan itu?” Beliau Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menjawab: “Menundukkan pandangan, menyingkirkan halangan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar”. (HR. Bukhari)
Menyampaikan salam hukumnya sunnah, adapun jika yang mendapatkan salam maka hukumnya wajib untuk menjawabnya.
Di zaman kita, melakukan maksiat dengan anggota badan ini sangat mudah karena banyaknya sebab sebab yang menjerumuskan seseorang di dalam dosa dan maksiat, di antaranya adalah menjaga pandangan kita ketika melihat aib atau ada yang salah maka hendaklah kita tutup.
مَنْ سَتَرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فِي الدُّنْيَا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menutup aib saudaranya sesama muslim di dunia, maka Allah tutup aib (dosa-dosanya) pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Hati hatilah kalian dari prasangka, karena prasangka itu ucapan (bisikan) yang paling dusta, dan janganlah kalian mencari² aib (kesalahan) saudaranya, dan janganlah kalian saling hasad, dan janganlah kalian saling membelakangi atau memutus, dan janganlah kalian saling membenci / marah, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Doa agar terjaga dari dosa perbuatan syirik dan tidak kembali ke dalam dosa syirik
اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ
“Ya Allâh, Sesungguhnya Aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh ke dalam perbuatan (syirik) yang menyekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui.”
Para sahabat sangat semangat beribadah, akan tetapi sangat takut jika amalan mereka tidak diterima oleh Allah. Adapun orang munafik mereka sangat semangat percaya diri dengan ibadahnya dan merasa pasti diterima ibadahnya. Maka tirulah amalannya para sahabat Nabi.
Setiap kebaikan yang telah kita kerjakan & setiap amalan yang telah kita kerjakan, maka jangan lupa baca doa ini :
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم
“Ya Rabb Kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau maha mendengar dan maha mengetahui”.
Ahad Pagi, 01 September 2024
✍ Nailul Authar
Masjid Abdurrahman bin Auf