Faidah Kajian bersama Ustadz Abu Qotadah Hafidzahullah
Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah Pendidik Pertama & Sejati
Setiap mukmin dan mukminah yang telah menikah mesti memiliki 3 profesi yang tidak bisa dipisahkan :
- Suami
- Bapak
- Guru (pendidik)
Profesi pertama dan kedua di atas tidak ada sekolah ataupun perguruan tingginya, oleh sebab itu tidak sedikit orang yang sukses jadi pemimpin di sebuah perusahaan namun ia tidak bisa jadi bapak di rumahnya, tidak bisa jadi suami bagi istrinya
Dan demikian pula seorang mu’minah yang telah menikah tidak lepas dari 3 profesi ini :
- Ibu
- Istri
- Guru (pendidik)
Demikian pula banyak wanita yang sukses jadi wanita karir, namun tidak bisa jadi istri dan tidak bisa jadi ibu dikarenakan tidak ada sekolah atau perguruan tingginya, dan ini semua hanya didapatkan di sebuah pengajian²
Sekolah terbaik adalah rumah, dan guru terbaik adalah kedua orang tua
البيت مدرسة الأولى والأب والأم مدرسة الأولى
Rumah itu lembaga pendidikan pertama, bahwa bapak sebagai guru pertama dan ibu sebagai guru pertama
Kita sebagai muslim mesti mengetahui bagaimana kita mendidik anak, dan mendidik anak itu telah ada di dalam Al Qur’an.
Nikmat terbesar bagi ummat Islam dan bahkan Allah mengingat² nikmat yang agung ini, Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 164 :
لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلوا عليهم ءايته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة…
“Sungguh Allah telah menganugerahkan nikmat ketika Allah mengutus kepada orang-orang beriman seorang Rasul dari jenis mereka (bukan dari bangsa malaikat dan bukan juga dari bangsa jin ataupun makhluk lainnya -pent) membacakan ayat-ayat-Nya, dan mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan Al Qur’an dan hikmah (sunnah)…”
Demikian pula dalam surat Al Jumu’ah ayat 2 :
{ هُوَ ٱلَّذِی بَعَثَ فِی ٱلۡأُمِّیِّـۧنَ رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِهِۦ وَیُزَكِّیهِمۡ وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبۡلُ لَفِی ضَلَـٰلࣲ مُّبِینࣲ }
Demikian pula Surat Al Baqarah ayat 151 :
{ كَمَاۤ أَرۡسَلۡنَا فِیكُمۡ رَسُولࣰا مِّنكُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡكُمۡ ءَایَـٰتِنَا وَیُزَكِّیكُمۡ وَیُعَلِّمُكُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَیُعَلِّمُكُم مَّا لَمۡ تَكُونُوا۟ تَعۡلَمُونَ }
Dan dalam sebuah hadits dikatakan,
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (Hadits)
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Allah tidak mengutusku untuk membawa kekerasan, syariat² yang berat, tapi Allah mengutusku untuk menjadi muallim (guru) dan membawa kemudahan.” (Hadits)
Dari dalil diatas bahwa ini semua menunjukkan Rasulullah ialah sebagai guru pertama, dan sebagai guru yang visioner (guru yang memprediksi dan telah memiliki perencanaan untuk manusia) bahkan dikatakan tidak ada guru sebelumnya ataupun tidak ada guru setelahnya yang lebih baik dari baginda Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, Salah seorang sahabat berkata, “Aku tidak mendapatkan sama sekali seorang pendidik tidak sebelumnya dan tidak setelahnya yang lebih baik dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.”
Kekeliruan yang difahami oleh orang tua khususnya para bapak :
1) Pendidikan kewajiban istri, karena suami mencari nafkah (ini keliru), karena yang diperintahkan pertama kali adalah suaminya dalam surat At Tahrim قوا وأنفسكم وأهليكم نارا
2) Dikisahkan dalam Al Quran tidak kurang dari 17 kali bentuk dialog antara orang tua dengan anak ; 2 kali dialog ibu dengan anaknya, dan 14 kali dialog bapak dengan anaknya, dan 1 kali dialog tidak disebutkan nama dari orangtuanya. Bahkan Allah mengisahkan dalam Al Qur’an kisah Luqmanul Hakim, dan tidak dikisahkan wanita secara khusus
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menyebutkan, kenapa Allah mengutus Rasul tidak dari bangsa malaikat atau jin, namun Allah mengutus dari bangsa manusia ?
- Agar bisa mengkhitobnya (mengajak bicara) dengan bahasa yang sama.
- Agar bisa mujalasah (duduk) bersama
- Agar bisa mendengar / memahami keluhannya
- Memiliki perasaan yang sama
Pendidikan hanya menyampaikan materi (dalam sekolah), adapun dalam pendidikan bapak atau ibu itu melarang, menyuruh atau ngomel dan ini tidak menggambarkan pada ayat diatas.
Pendidikan/dakwah itu tidak hanya di mimbar, namun pendidikan/dakwah itu harus fakta (kontekstual) dan menyentuh hal-hal yang riil dalam kehidupan.
Nabi Muhammad mendidik tidak mesti menetapkan tempat, tidak mesti berkaitan dengan waktu, namun mendidik dalam segala aspek kehidupan.
Diantara contoh kisah :
- Muadz bin Jabal
Aku sedang membonceng Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, lalu Nabi bertanya “Apa hak Allah kepada hamba-Nya? Lalu Muadz menjawab ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu’, maka nabi bertanya, ‘dan apa hak hamba kepada Allah?’ Lalu Muadz menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu’, maka Nabi mengatakan, ‘hak Allah kepada hamba-Nya adalah agar hambanya mentauhidkan dan tidak menyekutukannya. - Salam ibn Aqwa
Beliau masih kecil, kemudian makan disalah satu nampan, tiba² tangannya ibnu aqwa kemana², lalu dipegang tangannya oleh Rasulullah, ‘wahai anakku makanlah dengan bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada didekatmu.’ Lalu Salam ibn Aqwa mengatakan, ‘Demi Allah, Aku terngiang-ngiang dan Aku teringat serta menjadi kebiasaanku 3 kalimat dalam hidupku.’ - Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu
Rasulullah mengajari anak anak kecil salam
Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu pernah diprotes oleh sejumlah tabi’in, karena beliau ketemu dengan anak kecil serta mengucapkan salam (Assalamu’alaikum), lalu ada orang yang berkata “Wahai Anas, bukankah ada hadits yang bunyinya, ‘ucapkan salam yang kecil kepada yang besar, ucapkan salam kelompok yang sedikit kepada kelompok yang banyak, dan yang berjalan kepada yang duduk, tapi kenapa engkau mendahului salam kepada anak kecil?, Maka Anas menjawab, ‘demikianlah Nabi Shallallahu’alaihi wasallam mengajari Aku dulu (saat kecil).’
Rasulullah dan para Nabi itu mengajar dan mendidik anak tidak terbatas umur, tidak terbatas tempat atau waktu, dan tidak dipisahkan antara yang sudah menikah atau yang belum menikah
Diantara contoh kisah :
- Nabi Ya’qub Alaihissalam
Ketika beliau sakaratul maut mengumpulkan semua keturunan, beliau memastikan tentang tauhid anak dan cucunya, apa yang kalian akan sembah jika Aku telah meninggalkan kalian? Maka serempak anak² mengatakan, ‘Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.’ - Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam sangat memperhatikan putrinya Fatimah Radhiyallahu’anha dan menantunya Ali Radhiyallahu’anhu, ada beberapa kisah ;
- Kisah pertama
Fathimah mengeluh karena Ali miskin, dan tangannya kapalan berbekas karena seringnya numbuk, lalu Fatimah meminta kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam budak untuk menjadi pembantu dirumahnya. Lalu Nabi berkata, ‘Maukah Aku beri solusi yang lebih baik dari itu, baca subhanallah 33×, Alhamdulillah 33× dan laailahaillallah. Dan kontinyukan di setiap selesai shalatmu, dan fathimah memilih itu serta merutinkan dzikir tersebut. Setelah aku merutinkan dzikir ini maka aku tidak merasakan letih dan tidak memberikan bekas pada tanganku. - Kisah kedua
Ali Radhiyallahu’anhu mau menikah lagi, dan wanita yang akan dinikahi Ali yaitu putrinya Abu Jahal, maka Nabi memberikan isyarat untuk tidak melakukannya, karena Nabi mengetahui bagaimana putri Rasulullah yang bersih disatukan dengan putri seorang yang sangat benci kepadanya. Dan Ali tidak menikah kepada selain fatimah ketika masih hidup, namun Ali menikah ketika fatimah telah wafat. - Kisah ketiga
Rasulullah suka mengintai melihat tentang harmonisnya atau tidak, ketika Rasulullah masuk kedalam rumahnya dan didapatkan Ali tidak ada dirumahnya (karena telah terjadi sesuatu dengan Fatimah Radhiyallahu’anha) maka Rasulullah mencari Ali dan didapatkan ia didalam masjid, dan ia tertidur lelap dengan kain dan selendang yang telah berdebu, maka Rasulullah menegurnya dan meng-islahkan (memperbaiki hubungannya dengan Fatimah) bangunlah ya aba thurob (julukan Ali)..
Bagaimana Rasulullah menjadi guru baik dirumah ataupun diluar rumah?
Seorang bapak (guru) itu harus bisa bercengkrama & bersenda gurau dengan murid
✏ banyak guru yang beranggapan kalau tidak jaim nanti tidak dihormati muridnya (maka ini anggapan yang tidak tepat).
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam menyatu dengan anak-anak. Dan seorang guru harus menyatu hatinya dengan murid-muridnya
Di antara kewajiban bapak, ibu dan guru, itu harus memberikan waktu bermain untuk anak (anak yang belum dewasa)
Nabi memberikan waktu untuk bermain dan Nabi bermain dengan anak-anak, bahkan dimasa masa tertentu Nabi tidak ingin memutuskan waktu anak bermain. Contoh : Nabi ketika shalat kemudian tiba² cucunya hasan dan husain naik keatas punggung nabi, sehingga Nabi sujudnya sangat lama, dan sahabat mencari tahu lalu didapatkan cucunya sedang kuda²n diatas punggung Nabi, kemudian diangkatlah oleh sahabat itu, lalu setelah selesai shalat sahabat bertanya, ‘bagaimana engkau bisa lakukan hal itu (membiarkan cucunya naik ke atas punggung Nabi)?, dan Nabi menjawab, ‘Demi Allah Aku tidak ingin memutuskan kesenangan cucuku ini.’
Bahkan, Anak yang sedih itu diajak untuk tidak sedih
“Ada sahabat Abu Umair, dan burung peliharaannya mati, lalu Nabi melihat anak ini sedih, maka nabi berkata wahai abu umair apa yang dilakukan si nughair ?”
Istinbath imam syafii akan hadits diatas, ‘memasukkan rasa gembira kepada orang yang hatinya sedang bersedih’
Bagian dari pendidikan adalah berdoa untuk anak, contoh yang konkrit tentang doa:
- Kisah Thufail ibnu Amr ad dausi, seorang pemuda yang masuk islam dari qabilah daus, dan qabilah daus terkenal musyrik penyembah kuburan, lalu Thufail masuk islam dan setelah masuk islam beliau izin untuk mendakwahkan kaumnya, ketika beliau berdakwah begitu lamanya dan tidak ada satupun yang menerima islam, lalu thufail datang kepada Rasulullah dan mengatakan wahai rasulullah mintakanlah doa untuk kehancuran mereka, maka sahabat berkata mereka akan hancur celaka celaka, mereka mengira rasul akan mendoakan kehancuran, dan ternyata Rasulullah mendoakan ahli daus, Ya Allah tunjukkanlah Ahli Daus agar diberikan hidayah dan ditunjukkan kepada Islam, setelah mendengar doa ini , maka Thufail kembali mendakwahkan qabilah daus dan akhirnya mereka masuk Islam.
- Ketika datang ke thaif dan ahlu thaif menyakiti beliau dan melempari kotoran kepada Rasulullah, lalu malaikat penjaga gunung menawarkan untuk menghancurkan mereka, lalu Rasulullah berdoa kepada Allah , Ya Allah mereka adalah kaum yang jahil dan aku berharap dari sulbi² mereka datang (lahir) satu kaum yang mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan Allah.
- Kita dianjurkan berdoa untuk anak pada 5 momen :
- Sebelum menikah
ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين - Berdoa ketika akad nikah
- Berdoa sebelum berjima’
- Berdoa setelah nikah sebelum punya anak
- Berdoa dalam banyak momen untuk anak (ketika sebelum pergi)
Nabi mendidik anak dalam berdialog
Orang tua pemimpin namun bukan berarti diktator, seorang bapak harus mampu berdialog dengan anak. Inti dalam pendidikan adalah bagaimana harus menyampaikan sesuatu dan anak faham akan hal tersebut
Pendidikan itu adalah contoh (qudwah), maka guru atau orangtua role model bagi anak kita, ketika kita di rumah tidak boleh melakukan sesuatu kecuali isinya edukasi.
Kesimpulan Faidah Surat Ali Imran ayat 164 diatas :
- Tazkiyah berdasarkan ilmu, tidak ada akhlak tanpa ilmu.
- Ilmu harus membuahkan akhlak
Senin Malam, 26 Agustus 2024
✍ Nailul Authar
Masjid Abdurrahman bin Auf